Waduh! Bank di AS Masih Kelabakan Hadapi Kejahatan Siber

Waduh! Bank di AS Masih Kelabakan Hadapi Kejahatan Siber

Smallest Font
Largest Font

IDNStart.com - Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh RedCompass Labs telah mengungkapkan adanya ketertinggalan yang memprihatinkan dalam cara bank-bank di Amerika Serikat mengimbangi para penjahat siber.

Menurut Finextra, penelitian berjudul “Deteksi kejahatan keuangan: Apa yang menghambat bank?” mensurvei 300 profesional pembayaran senior di seluruh bank AS.

Penelitian ini menemukan bahwa bank-bank percaya bahwa mereka rata-rata tertinggal delapan bulan di belakang penjahat siber dalam mendeteksi kejahatan keuangan, dengan institusi yang lebih besar memperkirakan kesenjangannya bisa mencapai 23 bulan.

Ternyata, bukan Cuma di Indonesia saja yang kemanan sibernya masih lemah. Bahkan sekelas bank sentral Amerika Serikat saja masih seperti itu.

Apa Itu Kejahatan Siber?

Sebelum melanjutkan kejahatan siber di bank AS, kita ketahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan salah satu kejahatan terbesar di dunia saat ini tersebut.

Kejahatan siber atau kerap dikenal dengan cyber crime merupakan tindak perilaku kejahatan berbasis komputer dan jaringan internet.

Pelaku dari kejahatan siber biasanya akan meretas sistem untuk memperoleh data korban yang bersifat privasi.

Bank AS Masih Optimis Tingkakan Keamanan Siber

Kembali ke kejahatan siber di bank AS, terlepas dari jeda yang signifikan ini, 75% bank yang optimis percaya bahwa mereka dapat menjembatani kesenjangan ini, dengan 25% merasa bahwa mereka dapat mengejar ketertinggalan.

Namun, penelitian ini menyoroti kesalahan penilaian yang kritis oleh bank mengenai kecepatan penjahat beradaptas.

Di sisi lain, penelitian itu menyebut kalau para bank ini meremehkan bahwa penjahat dapat mengeksploitasi kerentanan.

Masih dalam penelitian, para penjahat ini hanya dalam hitungan hari atau jam untuk melakukan deteksi kejahatan keuangan baru, jauh lebih cepat daripada empat bulan yang diperkirakan oleh bank.

Sumber Daya Bank AS Masih Minim

Survei ini juga menyoroti sumber daya yang terbatas untuk menangani berbagai jenis kejahatan keuangan.

Survei ini menyoroti bahwa kejahatan baru seperti penipuan 'penyembelihan babi' kini diprioritaskan seperti halnya kejahatan tradisional seperti perdagangan narkoba, dengan 27% bank berfokus pada kejahatan yang pertama dan 28% pada kejahatan yang kedua.

Kejahatan yang paling sulit dideteksi diidentifikasi sebagai pendanaan proliferasi (33%), perdagangan narkoba (31%), dan kejahatan siber (30%), dengan pemahaman yang buruk tentang pelaku kriminal yang berkontribusi terhadap kesulitan ini.

Untuk menjawab tantangan-tantangan ini, RedCompass Labs telah memperkenalkan Portal RedFlag Accelerator.

Alat ini bertujuan untuk merevolusi cara mendeteksi kejahatan keuangan dengan menyediakan intelijen yang dapat ditindaklanjuti, tanda bahaya, dan pendekatan berbasis persona untuk mengidentifikasi aktivitas yang mencurigakan bagi bank.

Metode ini menjanjikan pengurangan false positive dan identifikasi yang lebih akurat terhadap transaksi ilegal.

Bank AS Mulai Pakai Portal RedFlag, Solusi Kejahatan Siber Bank

Tom Hewson, CEO RedCompass Labs, menekankan perlunya perubahan yang mendesak, “Tidak ada yang diinginkan oleh kejahatan terorganisir selain terus melakukan apa yang kami lakukan. Menurut laporan Nasdaq, $3,1 triliun transaksi ilegal dilakukan pada tahun 2023,” kata dia.

Namun, perkiraan terbaik kami menunjukkan bahwa hanya 1% dari kejahatan ini yang dibawa ke pengadilan. Hal itu terasa seperti kesalahan fokus. Bukan kesalahan kemampuan,” lanjutnya.  

Lebih lanjut, ia mencatat paradoks dari bank yang mahir menggunakan teknologi namun gagal mendeteksi 99% kejahatan keuangan.

Ia juga menggarisbawahi potensi untuk secara signifikan meningkatkan deteksi kejahatan melalui penggunaan data dan teknologi yang lebih baik.

Singkatnya, meskipun bank menghadapi tantangan yang signifikan dalam mengimbangi para penjahat yang beradaptasi dengan cepat, ada harapan dengan teknologi baru seperti RedFlag Accelerator Portal yang bertujuan untuk menutup kesenjangan dan meningkatkan pendeteksian kejahatan keuangan.

Editors Team

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait