Waspada! Usai Viral Eksploitasi Karyawan, Eks Bos Brandoville Studios Buka Bisnis di Hong Kong

Waspada! Usai Viral Eksploitasi Karyawan, Eks Bos Brandoville Studios Buka Bisnis di Hong Kong

Smallest Font
Largest Font

Empatmata.com - Brandoville Studios, sebuah perusahaan animasi yang berlokasi di Jakarta, Indonesia, menghadapi tuduhan pelecehan dan eksploitasi karyawan.

Didirikan oleh Ken Lai dan Cherry Lai, perusahaan ini, yang telah mengerjakan game seperti The Last of Us dan Warcraft, dituduh melakukan pelecehan fisik dan verbal terhadap para karyawannya.

Tuduhan ini terungkap setelah seorang mantan karyawan berinisial CS, membagikan pengalamannya di media sosial. Dilansir Tech in Asia, CS menggambarkan lingkungan kerja yang intimidatif dan jam kerja yang berlebihan.

CS mengklaim bahwa ia mengalami keguguran yang merupakan akibat langsung dari kondisi yang parah di studio tersebut. Dia juga melaporkan bahwa setelah kejadian tersebut, alih-alih menerima dukungan yang diperlukan, dia menghadapi teguran dari Cherry Lai karena ketidakhadirannya dan diberi tugas yang merendahkan.

Mendukung klaim CS, beberapa mantan karyawan melaporkan pengalaman pelecehan verbal dan seringnya jam kerja yang terlambat, dengan beberapa orang menyatakan bahwa mereka sering meninggalkan kantor sekitar pukul 4 pagi.

Sehubungan dengan tuduhan-tuduhan ini, Kepolisian Jakarta Pusat telah meluncurkan penyelidikan. Kapolres Jakarta Pusat Komisaris Besar (Kombes) Susatyo Purnomo Condro mengkonfirmasi pembentukan tim khusus yang ditugaskan untuk menyelidiki klaim-klaim pelecehan dan eksploitasi di Brandoville Studios.

Muhammad Firdaus, Kepala Unit Investigasi Kriminal, mencatat bahwa kantor studio tersebut telah kosong sejak Juli 2024. Kepolisian kini sedang mencari kesaksian dari mantan karyawan untuk memperkuat tuduhan tersebut.

Bikin Studio Baru di Hong Kong

Sebelum ditutup, studio ini mempekerjakan sekitar 80 orang. Laporan menunjukkan bahwa para pendiri, Ken Lai dan Cherry Lai, dikabarkan telah mendirikan usaha baru dengan nama yang berbeda, Lailai Studios yang berlokasi di Hong Kong.

Dilansir Tempo, Cherry Lai sebelumnya hendak membuka bisnisnya di Indonesia. Diduga rencana itu diurungkan lantaran kasus kekerasan yang  dilaporkan eks karyawan Brandoville Studios, CS.

Mereka mendirikan Lailai Studios di Cyberport, Hong Kong. Disebutkan bahwa mereka sempat mau buka kantor baru di Indonesia. Bahkan Cherry telah memerintahkan website Lailai Studios diubah bagian hiring di Jakarta,  karena mereka fokus ke Hong Kong. 

Mereka mendirikan Lailai Studios di Cyberport, Hong Kong. Disebutkan bahwa mereka sempat mau buka kantor baru di Indonesia. Bahkan Cherry telah memerintahkan website Lailai Studios diubah bagian hiring di Jakarta,  karena mereka fokus ke Hong Kong. 

CS juga sudah mengonfirmasi pendirian Lailai Studios tersebut.  Menurut CS, sebelum peristiwa penganiayaan dan kekerasan yang dialaminya di The Hotel St Regis terjadi, Cherry minta CS menyusul ke Bangkok.

Pada saat itu, CS masih menjadi asisten pribadi bos Brandoville Studios. Dari Bangkok, Thailand, mereka pergi ke Hong Kong.

Cherry Lai: Lahir di Hongkong, Keturunan Bangka

Seperti diceritakan CS, Kwan Cherry Lai lahir di Hong Kong, 13 November 1981. Ibunya WN Hongkong dari Shanghai. Sedangkan ayahnya orang Bangka.

Usia 9 tahun, Cherry Lai pindah ke Toronto, Kanada hingga lulus sarjana filsafat di sebuah universitas di Amerika Serikat.

Chery Lai saat ini dalam masalah hukum karena diduga telah melakukan tindak pidana penganiayaan dan ancaman pembunuhan terhadap karyawannya, CS. Kasusnya dilaporkan ke Polda Metro Jaya pada 5 September  2024.

Editors Team

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait